KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu yang telah di tentukan.
Salawat
dan salam kepada Rasulullah SAW yang telah menyelamatkan umat manusia
dari alam kegelapan kealam yang diridohi oleh Allah SWT dan berilmu
pendidikan seperti yang kita rasakan saat ini.
kami
mengucapakan terimakasih kepada orang yang telah menyediakan
fasilitas dan materi sehinnga mempermudah kami dalam penulisan
makalah penelitian ini. Semoga penelitian kami ini dapat membantu
teman teman dalam menambah referensi bacaan ataupun pengetahuan dalam
mengetahui proses pencarian jati diri oleh remaja dan permasalahan
permasalahan yang dihadapi saat remaja.
Daftar isi
Daftar Isi..............................................................................................................................II
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................................ 2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Remaja....................................................................................................... 2
2.2 Cara Mendapatkan Jati Diri yang Baik ....................................................................... 4
2.3 Pengembangan Jati Diri Remaja.................................................................................. 5
2.4 Krisis Jati Diri.............................................................................................................. 6
2.5 Permasalahan Remaja.................................................................................................. 7
2.6 Peran Orangtua............................................................................................................. 9
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian............................................................................................................. 9
3.2 Populasi dan Sampel.................................................................................................... 9
BAB 4
HASIL PENELITIAN....................................................................................................... 10
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 10
5.2 Saran............................................................................................................................ 11
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Masa
remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak. Masa ini
merupakan masa yang labil. Perkembangan
dari masa kanak-kakak menuju masa remaja melewati garis-garis yang
berganda. Manusia adalah organisme yang pada waktu lahir adalah
makhluk biologis, akan berubah atau berkembang menjadi individu yang
egonya selalu berkembang. Didalam perkembangan ini, peranan orang tua
dan lingkungan tempat anak tumbuh akan sangat berpengaruh pada
perkembangan kepribadian dimasa mendatang. Tingkah laku individu
secara bertahap menjadi semakin kurang memadai sampai dengan
berkembanganya kesadaran tentang diri.
Status masa
remaja dalam kisaran umur 17-25 tahun merupakan status yang
memerlukan pembinaan dan pemupukan jati diri, sebagai wahana untuk
menumbuhkan nilai, persepsi, dan sikap yang positif serta produktif
dalam menjalani lintasan kehidupan selanjutnya. Bagi sebagian besar
remaja, selama mengalami status ini dinamika kehidupan modernitas
telah mewarnai mereka dengan gaya hidup, atribut kelompok yang
menjadi panutan, dan perilaku konsumsi produksi / jasa yang menjadi
ikon ekspresi diri.
Selama
masa remaja ini berlangsung, di kalangan remaja akan muncul banyak
masalah yang mengincar kehidupan para remaja.Permasalahan
remaja itu tergolong permasalahan yang paling kompleks di dunia.
Mulai dari masalah pacar, masalah sekolah, masalah pergaulan, masalah
penampilan dan lain sebagainya. Namun, permasalahan tersebut
sebenarnya adalah sebuah proses pencarian jati diri yang nantinya
bakal menjadi sebuah sebab dari kedewasaan.Pada
masa pencarian jati diri, setiap individu berusaha menemukan dan
menanyakan identitas dirinya.
Seorang remaja
harus berkaca pada dirinya sendiri. Selain itu, remaja diusia ini
harus belajar dan memilih ideologi yang benar dari berbagai ideologi
yang telah disodorkan padanya. Selain untuk proses mengenal diri,
masa remaja juga merupakan proses untuk mengenal Sang Pencipta. Di
masa remaja, seseorang dapat mengarungi tangga kehidupan dengan mudah
dan energik, maka perlu berpikir sebelum bertindak dan bermusyawarah
orang penyayang serta berpandangan luas hingga ia tidak tergelincir
dalam pencarian jati dirinya. Karena remaja yang tidak berhasil
menemukan jati dirinya dengan baik, maka pada masa dewasa kelak tidak
semua orang dewasa mencapai kematangan penuh. Ada orang yang sudah
dewasa, namun tingkah lakunya masih bersifat kekanak-kanakan. Tidak
semua orang dewasa bertingkah laku mengikuti prinsip hidup yang jelas
dan rasional.
1.2.Rumusan
Masalah
1.Apa yang
dimaksud dengan jati diri?
2.Bagaimana cara
mendapatkan jati diri yang baik?
3.Bagaimana
pengembangan jati diri remaja?
4.Apa penyebab
kritis jati diri?
5.Apa peran
orangtua dalam proses pencarian jati diri?
6.Apa saja
permasalahan remaja?
1.3.Tujuan
Penulisan
1.masalah-masalah
dalam dunia remaja terpecahkan dan menemukan solusinya agar kasus
kenakalan remaja dapat diatasi.
2.Masalah remaja
yang berkaitan dengan adanya keingintahuan remaja akan hal-hal yang
baru.
3.memberi
pengetahuan dan informasi kepada para pembaca, khususnya remaja
mengenai proses pencarian jati diri, agar mereka menemukan jati
diri yang baik.
4.menyelesaikan
tugas bahasa indonesia.
1.4.Manfaat
Penulisan
Penulisan karya
ilmiah ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada remaja bahwa
jati diri itu penting untuk dibangun karena remaja memerlukan
pemahaman tentang sosok dirinya. Selain itu, karya ilmiah ini juga
memberikan pengetahuan, peran orangtua sangat penting dalam proses
pencarian jati diri remaja.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian
Remaja
Dalam psikologi
perkembangan remaja dikenal sedang dalam fase pencarian jati diri
yang penuh dengan kesukaran dan persoalan.
Fase
perkembangan remaja ini berlangsung cukup lama kurang lebih 11 tahun,
mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20 tahun pada pria. Fase
perkebangan remaja ini dikatakan fase pencarian jati diri yang penuh
dengan kesukaran dan persoalan adalah karena dalam fase ini remaja
sedang berada di antara dua persimpangan antara dunia anak-anak dan
dunia orang-orang dewasa.Dari sudut
pandang manusia remaja merujuk kepada suatu peringkat perkembangan
manusia, remaja merujuk kepada satu peringkat perkembangan manusia,
yaitu periode transisisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.
Pada masa ini seseorng mengalami beberapa kejadian-kejadian yang
tidak mereka alami sejak mereka kecil.
Masa
remaja adalah masa dimana mereka melalui proses pencarian jati diri,
kerap diartikan sebagai identitas diri, Pada masa ini remaja
bertanya-tanya pada dirinya sendiri, “siapakah sebenarnya diriku.?”
“akan kemanakah hidupku masa depan.?” Dan sebagainya.pada masa
itu para remaja dituntut untuk memiliki rasa percaya diri. Masa
pencarian identitas adalah masalah yang sangat penting, dan dalam
masa ini melibatkan peran dari banyak orang.Identitas diri sangatlah
penting bagi seseorang terutama bagi kaum remaja, karena banyak dari
remaja yang belum mengetahui identitas dirinya. Identitas diri disini
tidak hanya tahu akan nama, tempat tanggal lahir, alamat rumah, nomor
telepon, dan lain sebagainya. Identitas disini bermaksud tentang diri
seseorang yang mencakup atas kehidupannya baik tentang masa depan
remaja ataupun yang lainnya.
Secara singkat,
arti jati diri adalah kamu yang sebenarnya. Ada beberapa pengertian
secara luas, yaitu sebagai berikut :
1.Jati diri
adalah kepribadian yang muncul pada diri seseorang secara alami
dengan kronologi tertentu.
2.Jati diri
adalah suatu proses penumbuhan dan pengembangan nilai-nilai luhur
yang terpancar dari hati nurani melalui mata hati.
3.Jati diri
adalah suatu pengetahuan tentang siapa kita sebenarnya.
4.Jati diri
adalah ciri-ciri atau gambaran seseorang yang dilihat dari jiwa dan
daya gerak dari dalam.
Menurut psikologi
anak dan remaja dari Empati Development Center,Dra. Roslina
Verauli, MPsi, “Identitas diri sebetulnya cara bagaimana seseorang
melihat dirinya, identitas diri juga dikenal dengan istilah konsep
diri.”
Dari beberapa
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa, jati diri adalah ekspresi
batin mengenai tempat dan peran kita di dunia ini, guna menemukan
arti kehidupan yang hakiki, sebagai tuntunan hidup dalam menemukan
kebahagiaan sejati di hidup kita.
Banyaknya
masalah-masalah yang harus diselesaikan para remaja dengan dirinya
sendiri, dan tidak harus bergantung pada orang lain sebagaimana yang
dilakukan anak-anak pada masa kecilnya ketika mendapat sebuah
masalah. Pada masa remaja ini seorang remaja harus bisa belajar dari
dirinya sendiri, sebagai persiapan menuju masa kedewasaan.
“Satu
dari lima orang Indonesia adalah remaja”.Pembengkakan
jumlah penduduk dunia terutama penduduk yang berusia remaja tengah
terjadi di berbagai negara didunia ini, termasuk Indonesia. Menurut
data yang penulis ambill, saat ini 44 juta jiwa, remaja bertumbuh di
tanah air kita, artinya satu dari lima orang indonesia berada dalam
rentang usia remaja. Merekalah yang akan menjadi orang tua bagi
generasi mendatang, bisa dibayangkan jika remaja saat ini mengalami
kemerosotan dalam segi akhlak, moral, ilmu, dan lain sebagainya.
Bagaimana beberapa tahun yang akan datang, bagaimana jika mereka
telah menjadi orang tua akan didik apakah mereka dan bagaimana dengan
bangsa Indonesia pada masa depan.
Kesulitan dan persoalan yang muncul pada fase remaja ini bukan hanya muncul pada diri remaja itu sendiri melainkan juga pada orangtua, guru dan masyarakat. Dimana dapat kita lihat seringkali terjadi pertentangan antara remaja dengan orangtua, remaja dengan guru bahkan dikalangan remaja itu sendiri.
Kesulitan dan persoalan yang muncul pada fase remaja ini bukan hanya muncul pada diri remaja itu sendiri melainkan juga pada orangtua, guru dan masyarakat. Dimana dapat kita lihat seringkali terjadi pertentangan antara remaja dengan orangtua, remaja dengan guru bahkan dikalangan remaja itu sendiri.
Mengapa hal ini
bisa terjadi? Secara singkat dapat dijelaskan bahwa keberadaan remaja
yang ada di antara dua persimpangan fase perkembanganlah (fase
interim) yang membuat fase remaja penuh dengan kesukaran dan
persoalan. Dapat dipastikan bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan
transisi atau peralihan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain
seringkali mengalami gejolak dan goncangan yang terkadang dapat
berakibat buruk bahkan fatal (menyebabkan kematian).
Aspek-aspek
Perkembangan Masa Remaja
- Perkembangan Fisik
Masa
remaja ditandai dengan percepatan pertumbuhan fisik. Pertumbuhan
perkembangan fisik pada akhir masa remaja menunjukan terbentuknya
remaja laki-laki sebagai bentuk khas laki-laki dan remaja perempuan
menjadi bentuk khas perempuan. Pertumbuhan fisik ini mengalami
perubahan dengan cepat, bahkan lebih cepat dibandingkan dengan masa
anak-anak dan masa dewasa. Untuk mengimbangi pertumbuhan yang cepat
itu, remaja membutuhkan makan dan tidur yang lebih banyak.
2.Perkembangan
Seksual
Perkembangan
seksual kadang-kadang menimbulkan masalah dan menjadi penyebab
timbulnya perkelahian, bunuh diri,dan sebagainya. Perkembanga seksual
pada anak-anak laki-laki biasanya ditandai antaranya: alat produksi
sperma yang mulai berproduksi (mereka mengalami masa mimpi yang indah
pertama, dan tanpa sadar mereka mengeluarkan sperma). Sedangkan pada
anak perempuan bila rahimnya sudah bisa dibuahi karena ia sudah
mendapatkan mentruasi (datang bulan) yang pertama.
3.Perkembangan
Kognisi
Ketika
masa remaja cara berpikir mereka ialah cara berpikir kausalitas,
yaitu menyangkut hubungan sebab dan akibat. Misalnya remaja duduk
didepan pintu, kemudian orang tua melarangnya sambil berkata
“pantang” (suatu alasan yang bisa diberikan orang tua di Sumatera
secara turun-temurun). Anadaikan yang dilarang itu anak kecil, pastia
dia akan menurut perintah dari orang tuanya, tetapi lain halnya jika
remaja maka ia akan mempertanyakan mengapa ia tidak boleh duduk di
depan pintu. Namun jika orang tua tidak mampu menjawab pertanyaan
anaknya itu, dan menganggap anak yang dinasehati itu melawan, lalu
orang tua itu marah padanya, maka anak yang sedang menginjak remaja
itu pasti akan melawannya. Sebab anak itu merasa dirinya sudah
berstatus remaja, sedangkan orang tua itu memperlakukanya seperti
anak-anak yang bisa dibodoh-bodohi.
4.Konsep
Kecerdasan
Kemampuan
berpikir termasuk dalam aspek kognitif yang sering disebut dengan
kecerdasan atau intelegensi. Charles Spearman, mengatakan bahwa
intelegensi adalah suatu kemampuan yang
merupakan
kemampuan tunggal artinya semua tugas dan prestasi mental hanya
menuntut dua macam koalitas saja, yaitu intelegensi umum dan
ketrampilan individu dalam hal tertentu.
5.Pengukuran
Kecerdasan
Kecerdaasan
dapat diukur melalui tes kecerdasan, orang pertama yang melakukan tes
kecerdasan ini adalah Binet yang mengukur fungsi kognitif, tes
tersebut kemudian disempurnakan oleh Theodore Simon, sehingga dikenal
tes inteligensi Binet-Simon, hasil tes dikenal Inteligency Quotien
(IQ) yang menunjukan tingkat inteligensi seseorang. Adapun rumus
untuk menghitung sekor IQ adalah: IQ=MA/CAX100%.
6.Perkembangan
Emosi
Keadaan emosi
pada remaja masih labil karena erat kaitannya dengan keadaan hormon.
Suatu saat ia bisa sedih sekali, dan dilain waktu ia bisa marah
sekali. Hal ini dapat terlihat pada remaja yang sedang putus cinta
atau remaja yang tersinggung perasaannya, misalnya ia dipelototi atau
dihina-hina. Kalau sedang senang-senangnya mereka kadang mudah lupa
diri karena mereka belum mampu menahan emosi yang meluap-luap itu,
bahkan remaja ada yang terjerumus dalam tindakan yang tidak bermoral
2.2.Cara
Mendapatkan Jati Diri yang Baik
Supaya remaja
dapat memahami jati dirinya dengan benar maka perlu melakukan hal hal
berikut ini:
1.Belajar
Menuntut ilmu
merupakan kewajiban mutlak bagi setiap remaja. Ilmu yang luas
merupakan mutiara yang paling berharga bagi pemuda yang dapat
membantunya dalam mengarungi kehidupan yang benar. Pengetahuan adalah
instrumen penting dalam kehidupan. Oleh karena itu, membaca
kitab-kitab agama adalah jalan untuk menambah dan memantapkan akidah.
Manusia yang kurang pengetahuan tidak akan mampu mengetahui tugas dan
kewajiban yang Tuhan bebankan padanya dan pada akhirnya ia tidak
dapat memahami makna kehidupan yang hakiki.
2.Berfikir
Ilmu
adalah alat untuk memahami banyak hal, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis. Kemampuan memahami dan menjawab problematika
kehidupan sangat tergantung kepada kadar pemikiran seseorang. Dengan
kata lain, kekuatan dan keluasan berpikir seseorang akan
menempatkannya pada posisi yang mulia. Jadi, berpikir secara sehat
adalah pembimbing ideal dalam mengatasi setiap kejadian dan
problematika kehidupan.
3.Iman
Yang dimaksud
dengan iman adalah keyakinan hati terhadap keberadaan pencipta alam
semesta dan menerima serta mentaati segala perintah dan firman-Nya.
Semakin kuat keimanan seseorang, maka manifestasinya semakin jelas
dalam berbagai dimensi wujud manusia. Oleh karena itu, barangsiapa
yang dalam kehidupannya menempatkan Tuhan sebagai pengawasnya maka ia
semakin percaya diri, termotivasi dan memiliki pelindung.
4.Berbuat baik
Berbuat baik
menjadikan manusia mudah dalam meraih tujuan dan cita-citanya
sebagaimana disinggung dalam Al Qur’an bahwa perbuatan baik
menyebabkan perkembangan dan penyempurnaan berbagai potensi orang
mukmin yang terpendam. Kita mengetahui dengan baik bahwa pendidikan
agama memiliki pengaruh kuat terhadap perbuatan baik dan juga
terhadap ilmu serta iman. Karena untuk itu, perbuatan yang terbaik
adalah mengamalkan kewajiban agama kita, dan hendaknya kita
memotivasi orang lain untuk berbuat baik dan mencegah dari perbuatan
amoral.
Dengan
meningkatkan dasar iman, kiranya dapat menjadi modal penting bagi
seseorang untuk mendapatkan jalan yang benar dalam menghadapi
berbagai perubahan penting kehidupan dengan tawakal kepada Allah
sehingga ia berhasil meraih tujuannya.
2.3.Pengembangan
Jati Diri Remaja
Ada beberapa
pokok pemikiran yang melandasi perlunya pembinaan dan pengembangan
jati diri remaja, antara lain :
1.Jati diri
remaja selaku generasi muda penerus bangsa, jati diri ini penting
untuk dibangun karena remaja memerlukan pemahaman tentang sosok
dirinya yang dilahirkan dan dibesarkan sebagai insan bangsa. Rasa
memiliki kebangsaan yang terpatri dikalangan remaja akan menumbuhkan
persepsi dan sikap berbangsa yang tangguh atas pentingya menjunjung
martabat keberadaan bangsanya sendiri dihadapkan pada atmosfir
globalisasi yang diwarnai dengan persaingan antar bangsa di dunia,
yang merambah tanpa sekat. Kepekaan dan kewaspadaan atas
potensi infiltrasi budaya dan perilaku yang dapat merusak jati diri
bangsa, melemahkan daya saing bangsa, dan bahkan cenderung
mengeksploitasi sumber daya bangsa, harus dapat dipahami oleh remaja.
2.Jati
diri remaja selaku insan muda yang sepatutnya memiliki percaya diri
untuk membangun masa depan yang gemilang. Kegamangan dan kegelisahan
remaja yang muncul sebagai akibat mengikuti arus gaya hidup, kelompok
panutan, dan konsumerisme harus dapat digantikan dengan kesadaran
mempersiapkan dan menumbuhkan kompetensi diri sehingga timbul
keyakinan diri mampu dan membentuk kehidupan masa depan bangsa yang
lebih baik.
3.Jati diri
remaja selaku insan muda yang sepatutnya memiliki kepekaan sosial dan
gagasan untuk melakukan rekayasa sosial masyarakat di
lingkungannya. Kepekaan sosial merupakan elemen jati diri yang
penting untuk dibina dan dikembangkan bagi remaja, bahkan sepatutnya
kepekaan sosial ini harus diasah dan ditumbuhkan sejak dini, dalam
membentuk tatanan hidup bermasyarakat dan berbangsa yang bermartabat.
2.4.Psikologi
Perkembangan Remaja
Dunia psikologi
sangatlah luas dan menarik dikaji dan dikembangkan, melihat dari sisi
psikologi perkembangan remaja. Psikologi perkembangan remaja dapat
dipisahkan dengan pengkategorian melalui kesulitan-kesulitan yang
sering dialami oleh remaja, tuntutan psikologi untuk remaja serta
periode pada saat kita remaja. Penjabarannya sebagai berikut :
1.Sejumlah
kesulitan yang dialami kaum remaja merupakan bagian yang normal dari
perkembangan ini. Beberapa kesulitan atau bahaya yang mungkin dialami
kaum remaja, antara lain :
a.Variasi kondisi
kejiwaan, suatu saat mungkin ia akan terlihat perdiam, cemberut, dan
mengasingkan diri tetapi pada saat yang lain ia terlihat sebaliknya,
yaitu periang dan berseri-seri.
b.Rasa ingin tahu
seksual dan coba-coba, hal ini normal dan sehat.
c.Membolos.
d.Perilaku anti
sosial, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam, dan agresif.
e.Penyalahgunaan
obat bius.
f.Psikosis.
2.Tuntutan
psikologis masa remaja
a.Remaja dapat
menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkan secara efektif.
b.Remaja dapat
memperoleh kebebasan emosional dari orang lain.
c.Remaja mampu
bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin.
d.Mengetahui dan
menerima kemampuan diri sendiri.
e.Memperkuat
penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma.
3.Periodisasi
perkembangan masa remaja
Pada umumnya masa
remaja dapat dibagi dalam dua periode yaitu :
a.Periode masa
puber usia 12-18 tahun
1)Masa pra
pubertas = peralihan dari masa kanak-kanak ke masa awal pubertas
Cirinya :
-Anak mulai
bersikap kritis.
-Anak tidak suka
diperlakukan seperti anak kecil lagi.
2)Masa pubertas
usia 14-16 tahun = masa remaja awal
Cirinya :
-Mulai cemas dan
bingung tentang perubahan fisiknya
-Memperhatikan
penampilan.
-Sikapnya tidak
menentu / plin plan.
-Suka berkelompok
dengan teman sebaya dan senasib.
-Mulai adanya
mimpi basah.
3)Masa akhir
pubertas usia 17-18 tahun + peralihan dari masa pubertas ke masa
adolesen
Cirinya :
-Pertumbuhan
fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum
tercapai sepenuhnya.
-Proses
kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal daripada remaja
pria.
4)Periode masa
remaja adolesen usia 19-20 tahun (merupakan masa akhir remaja)
Cirinya :
-Perhatiannya
tertutup pada hal-hal realistis.
-Mulai menyadari
akan realita.
-Sikapnya mulai
jelas tentang hidup.
-Mulai nampak
bakat dan minatnya.
Dengan kondisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa masa remaja, merupakan masa dimana
seseorang atau manusia dalam proses menuju pencarian jati diri di
masa awal kehidupan yang sebenarnya pada akhirnya serta masa remaja
merupakan masa yang sangat penting dalam pembentukan jati diri
seseorang, oleh karenanya psikologi perkembangan remaja dapat
dikatakan faktor yang sangat berperan di dalamnya.
2.5.Krisis Jati Diri
Saat
ini, banyak sekali para remaja yang mengalami krisis jati diri.
Mereka tidak tahu harus bersikap, berprinsip, berharap dan berbuat
apa di tengah arus kehidupan yang mewarnai mereka dengan keragaman
pola pikir yang menawarkan sebuah kebenaran mereka masing-masing.
Banyak sekali para remaja hanyut dalam apa yang mereka sebut
pencarian jati diri, tanpa memahami benuk jati diri itu sendiri dalam
kehidupan.Hasilnya,
beberapa dari mereka malah kehilangan jati diri mereka dan terus
tersesat didalamnya.Krisis
jati diri seringkali disebabkan oleh :
1.Merasa hidupnya
selalu diatur
Seringkali kita
merasa hidup kita selalu dijalani dengan aturan yang dibuat oleh
orang lain, entah itu orang tua kita, guru kita, norma masyarakat dan
agama. Hasilnya, yang tumbuh malah pembangkangan terhadap semua
aturan tersebut, dengan alasan mencari jati diri. Kita beranggapan
bahwa jati diri kita mengatakan “tidak” pada semua aturan itu.
Padahal hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi, yang perlu kita
lakukan adalah mencari nilai kebenaran dari aturan yang ada, sembari
menimbang kembali proporsi antara hak dan kewajiban kita dalam sistem
kehidupan yang kita jalani sekarang.
2.Mengejar
penghargaan dari lingkungan
Pendapat
bahwa jati diri seringkali dibentuk oleh lingkungan bisa jadi
bumerang bagi yang mengutarakannya.Karena
lingkungan kita juga belum tentu menemukan jati diri mereka. Yang
benar, lingkungan menawarkan sebentuk pola pikir yang sering hadir
dikehidupan seseorang, sosial jati diri seseorang, itu menolaknya
atau mengikuti pola pikir lingkungan. Itulah yang mengubah pola pikir
seseorang. Jadi, lebih tepat untuk dikatakan bahwa lingkungan
memberikan sebuah pertanyaan untuk dijawab oleh
jati diri seseorang. Bila seseorang gagal menjawabnya dengan cara
yang baik, maka orang tersebut akan mengalami krisis jati diri dan
hanya mengejar pengakuan atas nilai-nilai dari orang lain yang belum
tentu telah menemukan jati dirinya seumur hidupnya.
3.Memiliki
pandangan sempit dan terbatas dalam kehidupan
Ini adalah
penyebab krisis jati diri paling krusial untuk diberantas. Tidak
jarang kita hanya menerima kehidupan dalam 3 golongan, yaitu hidup
enak, tidak enak dan biasa-biasa saja. Sekalipun penggolongan
tersebut tidaklah sepenuhnya salah, akan tetapi perameter yang
digunakannya sering kali menyesatkan, yaitu harta. Jadi, cara paling
cepat untuk menemukan jati diri adalah dengan mencari kebenaran yang
tanpa cacat, bukan hanya terlihat baik saat ini, tapi juga nanti,
sampai kita keliang lahat sekalipun. Dan kunci untuk menuntun kita
pada jati diri adalah dengan membiarkan nurani kita hidup, dan jangan
pernah berhenti mempertanyakan kebermanfaatan hidup kita.
2.6.
Permasalahan Remaja
Beberapa permasalahan utama yang sering dialami oleh remaja, yaitu sebagai berikut.1. Permasalahan Fisik dan Kesehatan
Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan atau keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka.
Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Levine dan Smolak menyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan ketidak puasan pada dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, dada,peart, dan paha. Dalam sebuah penelitian survei pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya. Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, dan perilaku makan yang maladaptive. Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.
Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab terbesarnya adalah karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan bereksplorasi.
2.Permasalahan
Alkohol dan Obat-obatan Terlarang
Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini sepertinya tidak berkurang. Ada kekhasan mengapa remaja menggunakan narkoba/ napza yang kemungkinan alasan mereka menggunakan berbeda dengan alasan yang terjadi pada orang dewasa. Santrock menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengonsumsi narkoba yaitu sebagai berikut.
a. Karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan,
maupun untuk kompensasi.
b. Pengaruh sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi,
kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian dan
perpisahan orang tua.
c. Pengaruh budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai
simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek dan kepuasan
hedonis, dan Iain-Iain.
Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini sepertinya tidak berkurang. Ada kekhasan mengapa remaja menggunakan narkoba/ napza yang kemungkinan alasan mereka menggunakan berbeda dengan alasan yang terjadi pada orang dewasa. Santrock menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengonsumsi narkoba yaitu sebagai berikut.
a. Karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan,
maupun untuk kompensasi.
b. Pengaruh sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi,
kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian dan
perpisahan orang tua.
c. Pengaruh budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai
simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek dan kepuasan
hedonis, dan Iain-Iain.
d.
Pengaruh interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental,
agresif, orang yang memiliki
lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang buruk, dan Iain-Iain.
e. Cinta dan hubungan heteroseksual.
f. Permasalahan seksual.
g. Hubungan remaja dengan kedua orang tua.
lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang buruk, dan Iain-Iain.
e. Cinta dan hubungan heteroseksual.
f. Permasalahan seksual.
g. Hubungan remaja dengan kedua orang tua.
3.
Permasalahan Moral, Nilai, dan Agama
Lain halnya dengan pendapat Smith dan Anderson, menurutnya kebanyakan remaja melakukan perilaku berisiko dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan yang normal. Perilaku berisiko yang paling sering dilakukan oleh remaja adalah penggunaan rokok, alkohol, dan narkoba.
Salah satu akibat dari berfungsinya hormon gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus adalah munculnya perasaan saling tertarik antara remaja pria dan wanita. Perasaan tertarik frii bisa meningkat pada perasaan yang lebih tinggi yaitu cinta romantis (romantic love) yaitu luapan hasrat kepada seseorang atau orang yang sering menyebutnya “jatuh cinta”. Santrock (2003) mengatakan bahwa cinta romatis menandai kehidupan percintaan para remaja dan juga merupakan hal yang penting bagi para siswa. Cinta romantis meliputi sekumpulan emosi yang saling bercampur seperti rasa takut, marah, hasrat seksual, kesenangan, dan rasa cemburu. Tidak semua emosi ini positif. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Bercheid dan Feiditemukan bahwa cinta romantis merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami depresi dibandingkan dengan permasalahan dengan teman.
Tipe cinta yang lain adalah cinta kasih sayang (affectionate love) atau yang sering disebut cinta kebersamaan yaitu saat muncul keinginan individu untuk memiliki individu lain secara dekat dan mendalam, dan memberikan kasih sayang untuk orang tersebut. Cinta kasih sayang ini lebih menandai masa percintaan orang dewasa daripada percintaan remaja.
Dengan telah matangnya organ-organ seksual pada remaja maka akan mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual. Problem tentang seksual pada remaja berkisar masalah bagaimana mengendalikan dorongan seksual, konflik antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, adanya “ketidaknormalan” yang dialaminya berkaitan dengan organ-organ reproduksinya, pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan sebagainya.
Di antara perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yang dapat memengaruhi hubungan orang tua dengan remaja adalah: pubertas, penalaran logis yang berkembang, pemikiran idealis yang meningkat, harapan yang tidak tercapai, perubahan di sekolah, teman sebaya, persahabatan, pacaran, dan pergaulan menuju kebebasan.
Beberapa konflik yang biasa terjadi antara remaja dengan orang tua hanya berkisar masalah kehidupan sehari-hari seperti jam pulang ke rumah, cara berpakaian, merapikan kamar tidur. Konflik-konflik seperti ini jarang menimbulkan dilema utama dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan terlarang maupun kenakaian remaja. Beberapa remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua memperlakukan mereka yang otoriter, atau sikap-sikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak memahami kepentingan remaja.
Akhir-akhir ini, banyak orang tua maupun pendidik yang merasa khawatir bahwa anak-anak mereka terutama remaja mengalami degradasi moral. Sementara remaja sendiri juga sering dihadapkan pada dilema-dilema moral sehingga remaja merasa bingung terhadap keputusan-keputusan moral yang harus diambilnya. Walaupun di dalam keluarga mereka sudah ditanamkan nilai-nilai, tetapi remaja akan merasa bingung ketika menghadapi kenyataan ternyata nilai-nilai tersebut sangat berbeda dengan nilai-nilai yang dihadapi bersama teman-temannya maupun di lingkungan yang berbeda.
Pengawasan terhadap tingkah laku oleh orang dewasa sudah sulit dilakukan terhadap remaja karena lingkungan remaja sudah sangat luas. Pengasahan terhadap hati nurani sebagai pengendali internal perilaku remaja menjadi sangat penting agar remaja bisa mengendalikan perilakunya sendiri ketika tidak ada orang tua maupun guru dan segera menyadari serta memperbaiki diri ketika dia berbuat salah.
Lain halnya dengan pendapat Smith dan Anderson, menurutnya kebanyakan remaja melakukan perilaku berisiko dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan yang normal. Perilaku berisiko yang paling sering dilakukan oleh remaja adalah penggunaan rokok, alkohol, dan narkoba.
Salah satu akibat dari berfungsinya hormon gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus adalah munculnya perasaan saling tertarik antara remaja pria dan wanita. Perasaan tertarik frii bisa meningkat pada perasaan yang lebih tinggi yaitu cinta romantis (romantic love) yaitu luapan hasrat kepada seseorang atau orang yang sering menyebutnya “jatuh cinta”. Santrock (2003) mengatakan bahwa cinta romatis menandai kehidupan percintaan para remaja dan juga merupakan hal yang penting bagi para siswa. Cinta romantis meliputi sekumpulan emosi yang saling bercampur seperti rasa takut, marah, hasrat seksual, kesenangan, dan rasa cemburu. Tidak semua emosi ini positif. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Bercheid dan Feiditemukan bahwa cinta romantis merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami depresi dibandingkan dengan permasalahan dengan teman.
Tipe cinta yang lain adalah cinta kasih sayang (affectionate love) atau yang sering disebut cinta kebersamaan yaitu saat muncul keinginan individu untuk memiliki individu lain secara dekat dan mendalam, dan memberikan kasih sayang untuk orang tersebut. Cinta kasih sayang ini lebih menandai masa percintaan orang dewasa daripada percintaan remaja.
Dengan telah matangnya organ-organ seksual pada remaja maka akan mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual. Problem tentang seksual pada remaja berkisar masalah bagaimana mengendalikan dorongan seksual, konflik antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, adanya “ketidaknormalan” yang dialaminya berkaitan dengan organ-organ reproduksinya, pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan sebagainya.
Di antara perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yang dapat memengaruhi hubungan orang tua dengan remaja adalah: pubertas, penalaran logis yang berkembang, pemikiran idealis yang meningkat, harapan yang tidak tercapai, perubahan di sekolah, teman sebaya, persahabatan, pacaran, dan pergaulan menuju kebebasan.
Beberapa konflik yang biasa terjadi antara remaja dengan orang tua hanya berkisar masalah kehidupan sehari-hari seperti jam pulang ke rumah, cara berpakaian, merapikan kamar tidur. Konflik-konflik seperti ini jarang menimbulkan dilema utama dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan terlarang maupun kenakaian remaja. Beberapa remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua memperlakukan mereka yang otoriter, atau sikap-sikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak memahami kepentingan remaja.
Akhir-akhir ini, banyak orang tua maupun pendidik yang merasa khawatir bahwa anak-anak mereka terutama remaja mengalami degradasi moral. Sementara remaja sendiri juga sering dihadapkan pada dilema-dilema moral sehingga remaja merasa bingung terhadap keputusan-keputusan moral yang harus diambilnya. Walaupun di dalam keluarga mereka sudah ditanamkan nilai-nilai, tetapi remaja akan merasa bingung ketika menghadapi kenyataan ternyata nilai-nilai tersebut sangat berbeda dengan nilai-nilai yang dihadapi bersama teman-temannya maupun di lingkungan yang berbeda.
Pengawasan terhadap tingkah laku oleh orang dewasa sudah sulit dilakukan terhadap remaja karena lingkungan remaja sudah sangat luas. Pengasahan terhadap hati nurani sebagai pengendali internal perilaku remaja menjadi sangat penting agar remaja bisa mengendalikan perilakunya sendiri ketika tidak ada orang tua maupun guru dan segera menyadari serta memperbaiki diri ketika dia berbuat salah.
Dari
beberapa bukti dan fakta tentang remaja, karakteristik dan
permasalahan yang menyertainya, semoga dapat menjadi wacana bagi
orang tua untuk lebih memahami karakteristik anak remaja mereka dan
perubahan perilaku mereka. Perilaku mereka kini tentunya berbeda dari
masa kanak-kanak. Hal ini terkadang yang menjadi stressor tersendiri
bagi orang tua. Oleh karenanya, butuh tenaga dan kesabaran ekstra
untuk benar-benarmempersiapkan remaja kita kelak menghadapi masa
dewasanya.
2.7.Peran
Orangtua
Masa remaja
adalah masa di mana mereka melalui proses pencarian jati diri, kerap
diartikan sebagai identitas diri, pada masa itu para remaja dituntut
untuk memiliki rasa percaya diri. Masa pencarian identitas diri
adalah masa yang sangat penting. Untuk itu peran orangtua sangat
penting membantu mereka menghadapi masa-masa ini dengan membantu
mereka mengenali dirinya secara mendalam.
Peran
orangtua bisa dilakukan dengan memberikan stimulasi, menemukan dan
mengenali bakat serta potensi anak. Orangtua juga bisa membantu anak
mengenali temperamen dan kepribadiannya agar ia bisa beradaptasi
dengan lingkungan sosialnya dan mampu memecahkan masalah. Anak juga
dituntut mulai menyadari bakat yang dimilikinya, menyadari bahwa ia
akan punya tujuan hidup berupa cita-cita.Orangtua
bisa membantunya dengan mengenalkan model atau tokoh idolanya.
Orangtua juga harus memberi nilai-nilai kehidupan (living
values) yang
positif.
Umumnya, yang
terjadi di masa ini adalah anak memperoleh pemahaman tentang seperti
apa dirinya, melalui aktivitas yang ia lakukan, prestasi yang ia
capai, pengembangan diri yang ia lalui, hingga hubungan bersama orang
lain disekitarnya. Misalnya saja seperti apa dirinya menurut
teman-teman dan orang disekitarnya.
Menurut praktisi
emotional intelligence parenting, Hanny Muchtar Darta El
PSYCH-K SET dari Radani Emotional Intellegence Center, “Peran
orangtua dalam masa-masa pencarian jati diri anak adalah sebagai
pendukung (supporter) atau pemberi motivasi (motivator)
serta sebagai pelatih”.
Di masa remaja,
anak-anak sedang senang bereksperimen, dan orangtua hanyalah
mengarahkan bukan menentukan anak. Bantu anak mengenali diri dan
berikan pemahaman bahwa setiap orang memiliki kualitas positif dalam
dirinya yang tinggal menunggu untuk ditemukan akan dikembangkan.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1. Jenis
Penelitian
1.Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu kegiatan
mengamati, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyimpulkan
data.
2.Studi pustaka
yaitu penilitiaan dengan menggunakan bahan bacaan sebagai sumbernya.
3.2.Populasi dan
Sampel
Dalam penelitian
ini, kami mengambil sampel siswa kelas XI IPA1, XI IPA 2, XI IPA 3,
XI IPS 2.
C.Teknik
Pengumpulan Data
Dalam penelitian
ini menggunakan teknik pengumpulan data kuisioner, yaitu dengan
daftar pertanyaan berupa angket.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN
Pada
proses pencarian jati diri ini, para remaja dituntut untuk memiliki
rasa percaya diri. Namun, berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan
dengan pencarian jati diri pada remaja, kebanyakan remaja tidak
memiliki rasa percaya diri saat berada di depan umum. Ini
dikarenakan para remaja belum mengetahui dan menerima kemampuan diri
sendiri. Dengan rasa yang tidak percaya diri ini, para remaja akan
merasa bahwa dirinya tidak ada artinya dimata orang lain. Padahal,
sesungguhnya dalam diri mereka mempunyai bakat yang sangat dibutuhkan
oleh orang lain.Hanya
saja para remaja masih dalam proses untuk mengetahui apa sebenarnya
bakat yang ia miliki. Karena semua orang itu pasti punya bakat-bakat
tertentu. Mulai dari sekarang para remaja harus belajar meyakini diri
sendiri bahwa mereka mampu dan bisa menjadi orang yang lebih berguna.
Selain itu, peningkatan rasa percaya diri ini bertujuan agar para
remaja tidak mudah terpengaruh oleh orang-orang yang ada di
sekitarnya, terutama terhadap hal-hal buruk. Karena kunci untuk
menuntun kita pada jati diri yang baik adalah dengan membiarkan
nurani kita hidup dan jangan pernah berhenti mempertanyakan
kebermanfaatan hidup kita.
Masa remaja
adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Mulai masalah pacar,
sekolah sampai dengan masalah pergaulan. Namun, pada umumya para
remaja tidak mau cerita kepada orangtuanya ketika mereka mempunyai
suatu masalah, baik masalah pacar ataupun sekolah. Akibatnya, para
remaja berusaha mencari solusi sendiri untuk memecahkan masalahnya,
tanpa tahu yang dilakukannya itu benar ataukah masih salah. Selain
itu, para remaja lebih memilih memendam masalahnya rapat-rapat dalam
hati. Padahal, cara yang seperti itu malah akan membuat hidupnya
terasa tidak nyaman dan gelisah. Pada masa remaja ini, pertumbuhan
fisik memang sudah mulai matang, akan tetapi kedewasaan psikologinya
masih belum tercapai sepenuhnya. Oleh karena itu, diperlukan saran
orangtua untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi remaja.
Namun, kebanyakan remaja malu dan gengsi untuk bercerita tentang
masalah asmara. Padahal, orangtua disamping sebagai ayah dan ibu
kita, mereka juga bisa dijadikan sebagai sahabat yang baik untuk
bercerita.
Para remaja juga
masih memiliki pemikiran yang masih tidak stabil sehingga itu bisa
membuat dia tidak bisa menentukan jati dirinya dan hanya mengikuti
teman-temannya tanpa bisa membedakan mana yang benar dan mana yang
salah walaupun tidak semua remaja seperti itu. Remaja juga biasanya
melakukan hal hal yang bersifat negatif untuk meluapkan rasa
kekesalannya karna dia tidak mempunyai bekal yang cukup untuk
mengatasi dengan benar masalah yang dia hadapi dan kebanyakan remaja
merasa tidak suka saat hidupnya salau diatur orang tua tanpa
memikirkan orang tua melakukan itu demi kebaikan mereka.
BAB
V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Jati diri adalah
suatu proses untuk menemukan siapa dirinya yang sebenarnya. Pada masa
ini, para remaja ditutut untuk memiliki percaya diri agar mereka
tidak terpengaruh oleh prinsip orang-orang di sekitar mereka. Masa
remaja adalah masa penuh pergolakan pemikiran, namun Karena pondasi
dasar pemikiran disaat itu belum begitu kuat, maka ia rentan
menghadapi banyak ancaman dan maslah. Masa remaja merupakan masa-masa
yang sangat sensitif dan penuh gelora yang disertai perubahan serta
perkembangan jasmani, pemikiran, kejiwaan, pengalaman baru, suka
menyendiri dan juga ingin bebas.Masa remaja adalah masa dimana
seorang manusia mesih mencoba mencari jati dirinya sehingga apabila
tidak dibimbing dengan benar maka mereka bisa terlibat kedlam hal hal
yang negatif.
Jati diri remaja
adalah hal penting untuk dibangun, karena remaja memerlukan pemahaman
tentang sosok dirinya yang dilahirkan dan dibesarkan sebagai generasi
penerus bangsa. Dan rasa percaya diri itu faktor penting untuk
membangun masa depan yang gemilang.
5.2.Saran
Membentuk dan
membangun jati diri merupakan hal yang sangat sulit dan penuh
resiko.Untuk itu peran orang tua sangat diperlukan untuk pembentukan
jati diri remaja yang baik. Pemahaman yang diberikan orangtua di masa
pengembangan diri ini, kelak akan membantu anak mengenali dirinya,
beradaptasi dengan lingkungan serta menghadapi tantangan kehidupan
berupa tantangan karier dan lain sebagainya. Selain itu, orangtua
harus berperan sebagai pendukung dan pemberi motivasi.
What's the best casino to play and win at? (Review, Tips, Strategy, Reviews)
BalasHapusWhat is the best casino to play and win at? (Review, 강원도 출장샵 Tips, Strategy, Reviews). 군산 출장마사지 7. Betway · 8. Betway · 9. Coral · 출장안마 10. Bet365 · 서산 출장샵 11. BetVictor 계룡 출장마사지 · 12. Betvictor.